Sabtu, 09 Februari 2013

KEKUATAN SUPER


Seorang anak yang hobi menonton film super hero, yaa.. namanya Cuta, ia sudah kelas 1 sma, menghabiskan waktunya di kamar setiap hari dengan menonton film kategori superhero. Kaset berserakan di kamarnya, orang tuanya pun memarahinya karna sering di kamar, jarang ke luar dan kamarnya berantakan.
“Chuta, bersihkan kamarmu dahulu”
“iya bu... nanti saja, bila sudah aku menonton film”
“Bila Ibu kesini lagi, kalau belum dibersihkan ibu hukum kamu”
“iya... iya... bu..”
            Keluarlah Cuta dari kamarnya, dan duduk di teras muka rumah, tiba-tiba pohon tertiup angin dengan kencang, dan merobohkan pohon yang cukup tinggi di muka rumahnya, daun-daun beterbangan hanya dengan Cuta menggerakkan tangannya seperti badai topan menyerang halamannya, iya sangat terkejut bisa memiliki kekuatan itu. Tiba-tiba  ibunya pergi ke teras dan terkejut melihat Cuta menggerakkan badai itu dengan kedua tangannya dan melihat halamannya hancur dengan berkeping-keping.
“Cuu... Cu... Cuta.... kamu..., owhh yaa tuhaan tidak mungkin ucap ibunya”
“Bepppppppp”
“Cuta... Cutaa.... dengan nada tinggi, kamu menhayal ya...”
“ohh enggak bu... engga.. ko...”
“kamu ini.. jangan menghayal lagi, gak boleh nak...”
“aku nggak menghayal ko... beneran bu...”
“kamu ini.. huh sdah ibu mau ke dapur dulu untuk kita makan”
            Ibunya pun pergi ke dapur, cuta berpikir bahwa yang dia lakukan menghancurkan halamannya seperti nyata dalam pikirannya, tapi masih dapat ia kendalikan, masuklah Cuta ke dapur, Cuta dan ibunya berbincang-bincang sambil makan, kemudian terdengar
“tok tok tok”
“selamat siang”
“sebentar” sahut ibu Cuta
 Pintu pun dibuka
“hey rina”
“oh roy, maaf rumahnya agak berantakan, silahkan masuk, kita duduk di sofa saja”
Berbincanglah mereka
“bagaimana keadaan Cuta, apakah dia sudah berbaur dengan teman sebayanya” tanya Roy
 “tidak, dia... aku juga pahamjuga bisa seperti begini, dia mengurung diri terus di kamar”
“Sebaiknya kita minta bantuan ahli psikolog”ucap Roy
“tidak, menurutku dia tidak parah, aku takut ia marah”
 “begini, ini demi kebaikan Cuta juga Bu”
“aku tetap tidak mau”
“baiklah bila itu mau mu”
Mereka terus berbincang

            “door” terdengar suara piring pecah.
“Ibu pasti akan memarahiku, Ibu pasti akan memarahiku, Ibu pasti akan memarahiku” ucap cuta.
“apa yang kamu lakukan” ucap ibunya menuju dapur
“aku tidak melakukan apa-apa bu, piringnya jatuh sendiri”
“tidak mungkin, piring-piringnya ditempatkan di tengah-tengah meja, jadi tidak mungkin jatuh sndiri”
“aku benar-benar tidak menjatuhkannya percaya aku bu”
“cuta kamu ini bikin masalah terus, bikin malu saja, di sana ada paman mu”
“sudah tidak apa-apa bu, santai saja” ucap roy sambil jalan.
“okey bu aku mau pulang dulu” ucap Roy.
“trima kasih sudah datang ke rumah roy, rumahnya berantakan”
“setidaknya aku bisa bergerak bu” canda roy sambil ke luar.

Kemudian ibu cuta menyuruh cuta untuk membeli gula di toko tempat ibunya membeli
“sebentar dulu bu,”
“sudah, sekarang saja membelinya, ibu sangat membutuhkannya”
“iyaa, bu”
Saat pamannya keluar rumah, menghampiri mobilnya, datang seseorang menemuinya, sepertinya mereka langsung berdebat. Dan mereka langsung pergi dan menuju ke suatu tempat.  Cuta yang sedang berjalan, ssaat di tengah perjalanan menuju toko, melihat perdebatan itu dari jauh, tepatnya di dekat hutan, lalu mendekatinya dan langsung bersembunyi dan door terdengar suara tembakan, cuta pun terkejut dan diam gemetar.

BERSAMBUNG