Seorang anak
yang hobi menonton film super hero, yaa.. namanya Cuta, ia sudah kelas 1 sma,
menghabiskan waktunya di kamar setiap hari dengan menonton film kategori
superhero. Kaset berserakan di kamarnya, orang tuanya pun memarahinya karna
sering di kamar, jarang ke luar dan kamarnya berantakan.
“Chuta,
bersihkan kamarmu dahulu”
“iya bu...
nanti saja, bila sudah aku menonton film”
“Bila Ibu
kesini lagi, kalau belum dibersihkan ibu hukum kamu”
“iya...
iya... bu..”
Keluarlah Cuta dari kamarnya, dan
duduk di teras muka rumah, tiba-tiba pohon tertiup angin dengan kencang, dan
merobohkan pohon yang cukup tinggi di muka rumahnya, daun-daun beterbangan
hanya dengan Cuta menggerakkan tangannya seperti badai topan menyerang
halamannya, iya sangat terkejut bisa memiliki kekuatan itu. Tiba-tiba ibunya pergi ke teras dan terkejut melihat
Cuta menggerakkan badai itu dengan kedua tangannya dan melihat halamannya
hancur dengan berkeping-keping.
“Cuu...
Cu... Cuta.... kamu..., owhh yaa tuhaan tidak mungkin ucap ibunya”
“Bepppppppp”
“Cuta...
Cutaa.... dengan nada tinggi, kamu menhayal ya...”
“ohh enggak
bu... engga.. ko...”
“kamu ini..
jangan menghayal lagi, gak boleh nak...”
“aku nggak
menghayal ko... beneran bu...”
“kamu ini..
huh sdah ibu mau ke dapur dulu untuk kita makan”
Ibunya pun pergi ke dapur, cuta
berpikir bahwa yang dia lakukan menghancurkan halamannya seperti nyata dalam
pikirannya, tapi masih dapat ia kendalikan, masuklah Cuta ke dapur, Cuta dan
ibunya berbincang-bincang sambil makan, kemudian terdengar
“tok tok
tok”
“selamat
siang”
“sebentar”
sahut ibu Cuta
Pintu pun dibuka
“hey rina”
“oh roy,
maaf rumahnya agak berantakan, silahkan masuk, kita duduk di sofa saja”
Berbincanglah
mereka
“bagaimana
keadaan Cuta, apakah dia sudah berbaur dengan teman sebayanya” tanya Roy
“tidak, dia... aku juga pahamjuga bisa seperti
begini, dia mengurung diri terus di kamar”
“Sebaiknya kita
minta bantuan ahli psikolog”ucap Roy
“tidak,
menurutku dia tidak parah, aku takut ia marah”
“begini, ini demi kebaikan Cuta juga Bu”
“aku tetap
tidak mau”
“baiklah
bila itu mau mu”
Mereka terus
berbincang
“door” terdengar suara piring pecah.
“Ibu pasti
akan memarahiku, Ibu pasti akan memarahiku, Ibu pasti akan memarahiku” ucap
cuta.
“apa yang
kamu lakukan” ucap ibunya menuju dapur
“aku tidak
melakukan apa-apa bu, piringnya jatuh sendiri”
“tidak
mungkin, piring-piringnya ditempatkan di tengah-tengah meja, jadi tidak mungkin
jatuh sndiri”
“aku
benar-benar tidak menjatuhkannya percaya aku bu”
“cuta kamu
ini bikin masalah terus, bikin malu saja, di sana ada paman mu”
“sudah tidak
apa-apa bu, santai saja” ucap roy sambil jalan.
“okey bu aku
mau pulang dulu” ucap Roy.
“trima kasih
sudah datang ke rumah roy, rumahnya berantakan”
“setidaknya
aku bisa bergerak bu” canda roy sambil ke luar.
Kemudian ibu
cuta menyuruh cuta untuk membeli gula di toko tempat ibunya membeli
“sebentar
dulu bu,”
“sudah,
sekarang saja membelinya, ibu sangat membutuhkannya”
“iyaa, bu”
Saat pamannya
keluar rumah, menghampiri mobilnya, datang seseorang menemuinya, sepertinya
mereka langsung berdebat. Dan mereka langsung pergi dan menuju ke suatu tempat.
Cuta yang sedang berjalan, ssaat di tengah
perjalanan menuju toko, melihat perdebatan itu dari jauh, tepatnya di dekat
hutan, lalu mendekatinya dan langsung bersembunyi dan door terdengar suara
tembakan, cuta pun terkejut dan diam gemetar.
BERSAMBUNG